=====================
أفضل الأعمال الحبّ فى اللّه والبغض فىاللّه تعالى. ( رواه ابو داود وعن أبى ذر )
"Amal yang sangat utama adalah cinta dan benci karena Allah Ta'ala."
لافضل لعربيّ على عجميّ ولا لعجميّ على عربيّ إلاّ بالتّقوى. ( الحديث )
"Tiada
kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam ( bukan Arab ), dan tiada
kelebihan orang Ajam atas orang Arab kecuali taqwanya.
( Al-Hadits )
”Orang
beriman yang bergaul dengan masyarakat dan sabar menanggung
gangguannya, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan
masyarakat dan tidak pula sabar menghadapi gangguannya.”
( HR Ibnu Majah dan Ahmad )
"Kebaikan
bukanlah memiliki harta melimpah dan anak banyak. Akan tetapi, kebaikan
adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas dan engkau tidak menyombongkan
diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah swt. Jika berbuat
baik, engkau segera bersyukur kepada Allah swt dan jika berbuat buruk
segera memohon ampun kepada-Nya. Di dunia ini tidak ada kebaikan,
kecuali bagi orang berikut :
1. seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertobat dan memperbaiki segala kesalahannya.
2. seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebajikan
( Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib kw )
“Ada
4 perkara yang barangsiapa memilikinya, niscaya imannya menjadi
sempurna, dosa-dosanya diampuni dan ia akan berjumpa dengan tuhannya
dalam keadaan ridlo kepadanya, yaitu barangsiapa yang mau menepati
karena Allah swt, terhadap apa yang diwajibkan Allah swt atas dirinya
untuk para manusia, lisannya selalu berkata jujur kepada para manusia
dan ia bersikap malu terhadap segala perbuatan jelek menurut pandangan
Allah swt dan para manusia, serta ia selalu berbudi pekerti yang baik
kepada para keluarganya.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Amal yang paling utama disisi Allah swt adalah sesuatu yang dilakukan menurut sunnah Rasulullah saw.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Orang
yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang
suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang
selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu,
ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah
swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Pekerjaan
terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit;
Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang
ditakuti.”
( Imam Syafi’i )
“Kebaikan itu ada di lima perkara :
kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rezeki yang
halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah swt.”
( Imam Syafi’i )
“Tidak
ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan
orang yang dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia
senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah swt.”
( Imam Syafi’i )
“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )
“Jikalau
seseorang dari kalian berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan jalannya; maka
hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt.”
( Imam Syafi’i )
“Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang yang ikhlas.”
( Imam Syafi’i )
“Keutamaan itu ada empat :
Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah pemikiran.
Kedua : iffah ( menjaga harga diri ), dan penopangnya adalah syahwat.
Ketiga : kekuatan, penopangnya adalah kemarahan.
Keempat : adil, penopangnya adalah kekuatan jiwa.
( Imam Syafi’i )
“Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.”
( Imam Syafi’i )
“Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka Allah swt akan membuka penutup kejelekannya.”
( Imam Syafi’i )
“Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa bersungguh-sungguh.”
( Imam Syafi’i )
"Empat hal berikut mebghapus agama kalian :
1. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui.
2. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.
3. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya kalian bodoh.
4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )
“Kembalilah
dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah
sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah.
Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )
“Kebaikan
seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek
didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak
rahasia.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )
“Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )
“Ciri-ciri
orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak
ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )
“Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )
“Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )
“Berbagai hakikat tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan berbagai penghalang.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat kehinaan dan penyesalan.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib orang lain.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Orang yang arif adalah yang mengenal dirinya, sedangkan orang jahil adalah yang tidak mengenal dirinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Beristiqamahlah
kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf sekalipun semua
bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan kekuatan dalam
beristiqamah agar mereka tidak jatuh dalam keadaan terhijab darinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Tentang Sabda Rasulullah SAW :
“Seseorang
adakalanya beramal kebajikan-kebajikan sampai antara ia dengan surga
hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketentuan Ilahi, ia ditetapkan
sebagai penghuni neraka, sehingga ia melakukan perbuatan-perbuatan amal
penghuni neraka, sampai ia masuk neraka. Seseorang adakalanya beramal
kejahatan-kejahatan sampai antara ia dengan neraka hanya tinggal
sejengkal, tetapi dalam ketetapan Ilahi, ia ditetapkan sebagai calon
penghuni surga, maka ia beramal penghuni surga, sampai ia masuk surga.”
Pendapat Habib Umar Al Attas tentang sabda Nabi SAW diatas :
“Seseorang
yang selalumengerjakan amalan ahli surga, kebanyakannya akan masuk ke
dalam surga; sebab perbuatan lahiriyah adalah lambing perbuatan
batiniyah, jika ia masuk ke dalam neraka, maka hal itu jarang sekali.
Hal itu seperti orang yang jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi,
tentunya orang itu tidak akan berbahaya. Demikian pula seorang yang
melakukanamal-amal ahli neraka, kebanyakannya ia akan masuk ke dalam
neraka; tetapi jika ia masuk ke dalam surga, maka hal itu jarang sekali
terjadi. Hal itu seperti orangyang jatuh dari puncak gunung, kebanyakan
akan wafat”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
“Seorang
yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang diharamkan,
maka ia seperti seorang yang mengambil air dari tempayan yang datar,
tidak akan memperoleh pahala sedikitpun.
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
“Hendaknya
orang-orang yang menghendaki keselamatan Akhirat meninggalkan tidurnya,
demi untuk mendapatkan siraman rahmat di malam hari.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
Kebanyakan
orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan
sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi
jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa
gangguan-gangguan itu sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka
lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa
mereka.
Rasulullah bersabda :
“Besarnya pahala tergantung pada
beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji
mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang
siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.” ( HR Thabrani dan
Ibnu Majah )
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )
“Sesungguhnya
aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak
menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari
mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai
kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara.
Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri
tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat
dariku.”
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )
"Engkau
hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak
mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti
pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah harganya. Sedangkan
sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah
seperti sedikit pakaian tetapi mahal harganya.
Amal yang berkualitas (
dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan berlian, kecil
bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya selalu
ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari
pengaruh hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan
shalat dan puasa sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).
Orang
yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang
menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang
raja akan marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.
Sedangkan
orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti
seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada
seorang raja, sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
“Tak
ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena di dalam
prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam keluasan
rahmat Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk. Di dalam
rahasia Allah swt swt, yang dititipkan pada mahluk-Nya, terdapat sesuatu
yang mengharuskan untuk berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah Aulia.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
“Keteguhan
yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda dengan
keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda dengan keteguhan
dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan dalam
mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa yang
dicari. Sedangkan hakikatnya, secara utuh dan merupakan kedudukan yang
terakhir, adalah tidak memalingkan pandangan dari Allah swt sekedip mata
pun, bahkan yang lebih cepat dari itu.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
“Amal
dan niat saleh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri
seseorang. Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan
bermanfaat. Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya
diselimuti kegelapan”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Barang
siapa mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna, maka Allah SWT akan
menyempurnakan urusannya. Dan barang siapa mengerjakan segala sesuatu
sembarangan, maka Allah SWT pun akan mengabaikan urusannya.”
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya
jika ada seorang hamba mengerjakan sebuah amal, Allah SWT senang jika
ia mengerjakan secara sempurna”( HR.Abu Ya’la)
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Manusia
punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbang ke tempat yang
mulia, yaitu Niat dan Himmah ( semangat, tekad ). Sedangkan penghuni
zaman ini berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki
niat, tapi tidak memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum
memiliki niat. Jika seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah,
maka Allah swt akan memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada
tujuan. Niat itu sebelum himmah dan himmah sebelum amal.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Thoriqoh
salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika
seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa
ruh. Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah
swt, ia akan miskin amal saleh.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Barang
siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa
beramal. Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk
ikhlas. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari
dirinya sendiri maupun orang lain. Sebab jika ia menuntut kesempurnaan
dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia menuntut kesempurnaan dari
orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang pun, ia bahkan akan
memandang rendah semua orang.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Orang
yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah
swt. Yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar.
Yang mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang
yang dizalimi. Yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya
jujur kepada kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah swt kepadanya. Allah swt tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan (sekedar) apa yang Allah swt berikan kepadanya. Allah swt
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq,
65:7).
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Hanya prasangka baik kepada Allah swt dan hamba-hambanyalah yang dapat membuka pintu-pintu kebajikan.
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Dua
hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya,
yaitu prasangka baik kepada Allah swt dan prasangka baik kepada makhluk
Allah swt. Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat
mengunggulinya, yaitu prasangka buruk kepada Allah swt dan prasangka
buruk kepada makhluk Allah swt.” (Al-Hadits)
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Jika
kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu’ dan wara’, lalu
kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya,
keadaanmu dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan
kekuranganmu. Setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan
perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin. Itulah sebabnya kita
dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang saleh dan mulia, serta
dilarang bergaul dengan selain mereka. Sebab watak seseorang akan
mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk yang saleh,
pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum
sholihin.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Ada
dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang
selalu mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan
pendapatnya sendiri.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar