Namun, Al-Quran yang kita baca sehari-hari merupakan makhluk akan tetapi
tidak boleh dikatakan makhluk pada orang awam karena mereka akan
beranggapan bahwa Al-Quran yang bermakna Kalam Allah SWT pun makhluk
kecuali dalam majelis ilmu.
Dalam meperjuangkan pendapat Aswaja tentang Ke-Qadiman Al-Quran, para
Imam Mazhab Aswaja mengalami beberapa peristiwa hebat, diantaranya:
a. Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari atau yang lebih dikenal dengan Imam Bukhari.
Ulama pakar hadits ini pernah ditanyakan tentang Al-Quran apakah qadim
atau huduts. Beliau menjawab bahwa Al-Quran qadim, sehingga beliau
berdo’a agar dicabut rohnya dan setelah 40 hari kemudian Imam Bukhari
pun pulang menghadap Sang Khaliq.
b. Syaikh Isa bin Dinar
Beliau pernah pula ditanya tentang hal yang sama dan beliau tetap
menjawab bahwa Al-Quran itu qadim sehingga beliau dipenjara selama 20
tahun oleh kaum Mu’tazilah.
c. Syaikh Imam Syakbi
Pertanyaan yang sama juga pernah dilontarkan kepada Imam Syakbi dan
jawaban beliau berbeda dengan jawaban Syaikh Isa bin Dinar. Beliau
menjawab bahwa kitab taurat, injil, zabur, dan Al-Quran ini merupakan
Huduts dan beliau mengisyarah kepada jari-jari tangannya, karenanya
beliau terlepas dari siksa kaum Mu’tazilah.
d. Syaikh Muhammad bin Idris (Imam Syafi’i)
Kejadian yang sama kembali dialami oleh Imam Syafi’I dan beliau juga
menjawab dengan mengisyarah kepada jari-jari tangannya sehingga beliau
juga aman dari rongrongan kaum Mu’tazilah.
e. Syaikh Ahmad bin Hambal (Imam Hambali)
Imam Hambali pernah dipenjara dan dicambuk sehingga beliau pingsan, ini
akibat beliau mengatakan bahwa Al-Quran itu qadim. Dan pada suatu malam
Imam Syafi’I bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan berkata kepada
beliau,”kabarkan kepada Ahmad bin Hambal bahwa Allah telah menyediakan
surga untuknya karena musibah yang dialaminya”. Kemudian Imam Syafi’I
mengutus seorang untuk mengantar surat kepada Imam Hambali di Baghdad.
Saat Imam Hambali membaca isi surat tersebut beliaupun menangis. Imam
Hambali kemudian mengirimkan baju yang beliau pakai untuk Imam Syafi’I.
Imam Syafi’I mencuci baju tersebut dan mengambil berkah dengan air bekas
cucian baju Imam Hambali. ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar